Kamis, 27 Oktober 2016

HARI SUMPAH PEMUDA

0 komentar

Senin, 21 April 2014

SMA ISLAM BUANA KROYA

0 komentar
INTENSIVE : GRATIS BIAYA SPP+MAKAN DI PONDOK 
SELAMA TIGA TAHUN
REGULER : DAPATKAN 
BEASISWA BERPRESTASI

Kamis, 20 Februari 2014

OSIS & PRAMUKA 2009/2010

0 komentar

Kamis, 06 Juni 2013

KREASI MADING

0 komentar

SMA ISLAM BUANA KROYA

0 komentar

DEWAN GURU SMA ISLAM BUANA KROYA

0 komentar

QOTRUN NADA

0 komentar

Selasa, 05 Februari 2013

GENERASAI UNGGUL

0 komentar

       
        

Selasa, 29 Januari 2013

PRAJA MUDA KARANA

0 komentar

ZIARAH WALI

0 komentar

RAPAT BULETIN MIHRAB

0 komentar

KELAS INTENSIVE PUTRI

0 komentar

KELAS INTENSIVE PUTRI 2012/ 2013

0 komentar


CARA ROSUL MENGHORMATI SI MISKIN

0 komentar
Rasa cinta mendalam kepada Nabi Muhammad SAW juga dimiliki seorang budak perempuan bernama Barirah. Perempuan miskin ini berharap sekali Rasulullah dapat berkunjung ke gubuknya. Belum ada keberanian untuk mengundang karena di rumah reyot itu memang tak tersedia apa-apa.

Suatu saat Barirah menerima makanan cukup mewah dari salah seorang sahabatnya. Makanan lezat semacam ini belum pernah ia nikmati seumur hidup. Sebelum mencicipi, tiba-tiba batinnya melintaskan sesuatu: Selagi ada, sebaiknya makanan ini disuguhkan untuk orang istimewa yang selama ini ia rindukan, Rasulullah SAW.

Begitu diundang, Rasulullah pun datang bersama para sahabatnya. Sahabat Nabi yang menyaksikan hidangan enak dan mahal itu tiba-tiba berpikir, budak perempuan ini tak mungkin membelinya sendiri.

“Wahai Rasulullah bisa jadi ini makanan zakat atau sedekah. Sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan sedekah. Jadi Engkau jangan memakannya, ya Rasulullah,” kata sahabat.

Kecintaan Barirah yang menggebu membuatnya lupa bahwa Rasulullah tak menerima zakat dan shadaqah. Mendengar ucapan sahabat tersebut, hati Barirah seolah meledak. Perasaan takut, gelisah, malu, dan sedih kini merusak kegembiraannya. Menyajikan hidangan yang diharamkan bagi Rasulullah adalah kesalahan fatal.

Dalam kondisi ini, Rasulullah menampilkan kemuliannya. Dengan lembut dan bijak beliau berucap, “Makanan ini memang sedekah untuk Barirah, dan karenanya sudah menjadi milik Barirah. Lalu Barirah menghadiahkannya kepadaku. Maka aku boleh memakannya.”

Kemudian Rasulullah SAW pun memakannya tanpa segan. (Mahbib Khoiron)

Minggu, 27 Januari 2013

REPORTASE BULETIN MIHRAB

0 komentar