Pertandingan dalam kejuaraan Arnis Eskrima di Filipina.
Indonesia menurunkan 18 atlet di nomor sayaw atau keindahan jurus, nomor tongkat tunggal, tongkat ganda, dan nomor kulata yakni pertarungan tanpa baju pelindung. Kejuaraan ini diikuti 10 negara lainnya antara lain Australia, Polandia, Amerika, Swiss, dan New Zealand.
Perjuangan tim Indonesia menghasilkan enam medali emas, 11 perak, dan delapan medali perunggu. salah satu emas yang disabet adalah nomor kelas menengah senior tongkat. Angka tersebut mengungguli tim tuan rumah yang hanya menyabet empat medali emas dan menempati posisi kedua setelah tim dari Australia.
Glen Gardiner, pelatih eksrima tim Indonesia, mengatakan, kemenangan ini adalah hasil latihan selama 3,5 tahun. Para atlet mengikuti pertandingan internasional pertama kali pada 2006 lalu. Ketika itu Maharani atau Rani menjadi atlet pertama yang memenangkan medali emas divisi kulata dalam standar internasional.
Rani mengaku bisa mengalahkan juara dunia lima kali berturut-turut berkat latihan keras. Ia tak pernah putus mengembangkan teknik latihan. Rani juga menyiapkan fisik untuk ajang bergengsi ini. Lawan yang dihadapi Rani memiliki bobot 55 kilogram. Rani sendiri hanya berbobot 49 kilogram.
Sementara Adinur Budiono, kapten tim pelatih Indonesia, mengatakan, kekuatan eskrima sesungguhnya berada pada kecepatan dan objek sasaran pukulan. Teknik arnis memungkinkan seseorang memukul lawan di bagian tak terduga. Hal ini membuat teknik arnis tak pernah berhenti dikembangkan
0 komentar:
Posting Komentar